Catatanaksara.my.id - Pagi ini dengan secangkir kopi pahit di kedai kopi di Jl. M. Tohir Batam Center, ketika kabut tipis masih bergelayut di tepian laut Barelang, Batam tampak seperti kota yang hidup dalam dua irama - antara harapan untuk percepatan ekonomi dan riuhnya tantangan sosial yang mesti dijawab. Suasana ini bukan sekadar latar belakang, melainkan denyut yang mengiringi aktivitas warga di pulau industri dan investasi ini.
Perkembangan Utama
-
Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, bersama Wakilnya, melakukan kunjungan ke beberapa titik strategis, termasuk peninjauan tempat pembuangan sementara (TPS) di kawasan Bengkong Sadai. Tujuannya jelas: memperkuat tata kelola sampah dan menjaga kota agar tetap layak huni. (kabarbatam.com)
-
Sektor ekonomi kembali mendapat suntikan optimisme: salah satu grup industri besar menargetkan menyerap hingga 60 ribu tenaga kerja hingga 2030, sebagai bagian dari upaya mendongkrak aktivitas ekonomi Batam. (https://batam.inews.id/)
-
Sementara itu, di ranah hukum dan keamanan, pengungkapan kasus narkoba dengan barang bukti mencapai hampir 2 kg sabu dan ratusan gram ganja menunjukkan bahwa tantangan sosial tetap nyata - menuntut sinergi yang kuat dari aparat dan masyarakat. (https://batam.inews.id/)
Refleksi: Antara Harapan dan Kenyataan
Batam, pada satu sisi, adalah “pintu gerbang” investasi yang menjanjikan - posisi geografis yang menguntungkan, dukungan kebijakan, dan potensi tenaga kerja muda yang besar. Namun pada sisi lain, kemajuan itu tidak datang tanpa beban: sistem pengelolaan kota, masalah sampah, tantangan sosial seperti narkoba, dan kebutuhan akan tata kelola yang transparan makin mendesak.
Apa yang Bisa Dilakukan
-
Warga Batam dapat ikut mendukung dengan partisipasi aktif: misalnya menjaga kebersihan lingkungan, melaporkan aktivitas mencurigakan, atau mendukung bisnis lokal supaya rantai ekonomi semakin kuat dari dalam.
-
Pemerintah dan pengelola kota perlu terus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas: mulai dari pengelolaan TPS hingga program penyerapan tenaga kerja.
-
Dalam jangka panjang, Batam bisa memperkuat dirinya bukan hanya sebagai kota industri, tapi sebagai “kota manusia” - di mana pencapaian ekonomi tidak menghapus wajah manusia yang hidup dan bekerja di dalamnya.
Di sela sibuknya kapal-kapal bersandar dan investasi yang terus mengalir, Batam hari ini mengundang kita untuk berpikir: kemajuan harus juga terasa dalam keseharian. Bukan hanya di angka statistik, tapi di langkah kaki orang yang pulang kerja saat senja, suara anak yang bermain di gang kecil, dan udara yang lebih bersih untuk generasi yang akan datang.
- Catatan kecil dari Batam, oleh Adi Raharjo

0 Komentar