![]() |
| Oleh Gunkarta, CC BY-SA 3.0, Pranala |
Catatanaksara.my.id - Bayangkan berdiri di antara kabut pagi, di kaki Gunung Merapi, sambil menyaksikan matahari perlahan muncul di balik stupa-stupa batu raksasa. Itulah momen magis yang hanya bisa kamu rasakan di Candi Borobudur, mahakarya megah peninggalan nenek moyang yang sampai hari ini masih membuat dunia berdecak kagum.
Sejarah Singkat: Dari Masa Kejayaan hingga Terlupakan
Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra, salah satu kerajaan besar di Jawa Tengah. Diperkirakan, pembangunan candi ini memakan waktu lebih dari 75 tahun! Tanpa semen, tanpa alat berat, tapi hasilnya luar biasa. Semua batu andesit disusun dengan presisi, hingga membentuk bangunan setinggi 34 meter yang kokoh hingga kini.
Namun, setelah kerajaan-kerajaan di Jawa berganti, Borobudur sempat terlupakan selama ratusan tahun. Ia tertimbun abu vulkanik dan semak belukar—hingga akhirnya ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Sejak saat itu, Borobudur bangkit lagi menjadi simbol kebesaran peradaban Nusantara.
Arsitektur dan Makna Spiritual
Candi ini bukan hanya indah secara visual, tapi juga sarat makna filosofis. Struktur Borobudur terdiri dari 9 tingkat:
-
Kamadhatu – menggambarkan dunia nafsu dan keinginan manusia.
-
Rupadhatu – dunia bentuk, tempat manusia mulai melepaskan keterikatan duniawi.
-
Arupadhatu – dunia tanpa bentuk, simbol kesempurnaan spiritual.
Relief yang “Bercerita”
Salah satu hal paling menakjubkan dari Candi Borobudur adalah 2.672 panel relief yang membalut seluruh dindingnya. Relief ini seperti komik batu raksasa yang menggambarkan ajaran Buddha, kisah karma, dan kehidupan masyarakat Jawa kuno.
Kalau kamu perhatikan baik-baik, di setiap relief ada cerita berbeda: mulai dari pedagang, nelayan, bangsawan, hingga perjalanan spiritual Siddharta Gautama. Semua diukir dengan detail yang menakjubkan — bukti bahwa seniman zaman dulu bukan hanya ahli teknik, tapi juga pencerita yang hebat.
Borobudur Hari Ini: Antara Wisata, Budaya, dan Spiritualitas
Selain itu, kawasan sekitarnya juga dikembangkan sebagai Borobudur Highland, dengan fasilitas glamping, sepeda wisata, dan jalur trekking yang memanjakan pencinta alam dan budaya.


0 Komentar